Sabtu, 15 Mei 2010

Aku dan Siapa Aku dan Siapakah Aku Yang Sejati ?

AKU DAN SIAPA AKU ?

AKU
Tentunya seorang manusia…Yang terlahir suci bersih dari seorang Ibu yang mulia. Aku terlahir dalam tangisan, namun disambut senyuman….Mengapa? Berkelana dalam hidup tanpa arah dan tujuan. Tak mengerti kebaikan ataupun dosa! Hanya menjalani hidup seperti umumnya manusia. Bersusah payah mencari nafkah, untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup jasmaniah. Makan, tidur, bekerja, dan bermain demikian yang aku jalani.

Namun hari ini, telah menemukan Jalan Kesadaran untuk hidup yang lebih bermakna. Bahwa hidup ini bukan untuk makan, tapi makan untuk hidup agar bisa berguna bagi kehidupan ini dan juga orang lain.

Bahwa hidup yang paling utama adalah harus menemukan aku yang sejati terlebih dahulu. Barulah kemudian dapat mengerti mengapa aku terlahir ke dunia ini. Karena selama ini aku telah kehilangan dan melupakannya.

Bahwa nilai kehidupan itu bukan karena bisa berumur panjang dan hidup sampai tua. Mengapa? Apa gunanya berumur panjang, namun hidup penuh kesia-siaan? Nilai kehidupan berarti apabila aku dapat menanam kebaikan dan bermakna bagi kehidupan orang lain dan kehidupan itu sendiri.

Bahwa hidup di dunia ini adalah bagaikan bersekolah, tingkatan demi tingkatan harus dilalui. Belajar dan belajar. Kemudian juga harus mengikuti ujian. Semua terus berlanjut sampai akhirnya hari penentuan. Apakah aku lulus atau tidak? Tentunya semua tergantung nilai-nilai hidup yang aku dapatkan.

Bahwa kini…aku hanya manusia biasa yang terus mengikuti pelajaran dan mengejar nilai-nilai untuk pertimbangan kenaikan kelas berikutnya.

Bahwa kini dalam diriku masih begitu banyak kekurangan, harus terus memperbaiki diri, dengan terus berintrospeksi diri dan merenungi demi kecermerlangan nurani yang telah terkotorkan oleh keduniawian hidupku.

Bahwa aku selalu berharap, para sahabat untuk mengerti dan terus memotivasi agar aku lebih percaya diri lagi dalam menatap hari-hari.

SIAPAKAH AKU YANG SEJATI ?

AKU SEJATI adalah jati diri kita (berupa eksistensi) yang sesungguhnya yang ada dahulu, sekarang dan yang akan datang. Setiap orang memiliki jati diri yang mempunyai keunikannya masing- masing. Kata "keunikan" ini sengaja dipakai untuk menggantikan kata "kelebihan dan kekurangan" agar kita tidak terjebak dalam pandangan untuk saling membandingkan. Keunikan jati diri masing-masing ini adalah merupakan hasil dari proses-proses terdahulunya dan merupakan awal dari proses kedepan yang juga tidak perlu dibandingkan dan dinilai berlebihan, akan tetapi haruslah dipahami dan disadari sepenuhnya.

Secara singkat dapat saya utarakan bahwa hal - hal yang harus dapat kita kenali dari diri kita adalah sebagai berikut:
  • SIFAT - SIFAT DAN KARAKTER

    Setiap orang pasti membawa sifat-sifat dan karakternya sendiri-sendiri, setiap orang walaupun bisa saja ada kemiripan tapi tidak pernah ada yang sama persis dalam hal ini.

    Menurut saya sebenarnya sifat-sifat dan karakter dalam diri seseorang ini tidak ada batasan "baik-buruknya" karena bagaikan "rasa dan aroma dalam setiap masakan saja", hanya saja kalau banyak orang yang dapat menerima dan menyenangi maka dianggap "baik" sedangkan kalau banyak orang tidak dapat menerima dan tidak suka maka dinilai "tidak baik". Tentu pada akhirnya mau tidak mau harus "ada penilaian", yang mana sebagai kaum Siu Tao ( ) kitapun tidak bisa terlepas dan sudah sewajarnya berusaha mengejar nilai-nilai berlaku yang baik.

  • HASRAT DAN KEINGINAN

    Setiap orang pasti memiliki hasrat dan keinginannya masing-masing, yang biasanya adalah merupakan refleksi dari sebuah bentuk ideal / cita-cita yang awalnya bersumber dari ego. Dalam bentuk yang paling sederhana dan murni bisa disimpulkan bahwa ego semua manusia itu pada dasarnya adalah "baik" karena secara alamiah bersumber dari "survival spirit" (naluri mempertahankan hidup). Sehingga setiap manusia selalu bermotivasi untuk mempertahankan hidupnya serta terus mengembangkan hidup ke kondisi yang semakin baik dan jauh dari resiko - resiko kesusahan baik secara fisik maupun mental.

    Nah, karena begitu kompleknya keadaan yang ada maka akhirnya latar belakang dan kesempatan yang ada pada seseorang akan berbeda dengan orang lainnya. Hal ini pulalah yang kemudian harus bisa juga dipahami dan disadari sehingga kita bisa benar-benar menyatu dengan hasrat dan keinginan kita sesuai kealamiahannya masing-masing (hasrat dan keinginan ini saya anggap sebagai suatu daya pendorong gerak yang sangat murni dan tulus). Tetapi tentunya keadaan sosial tetap harus dijadikan rambu-rambu keseimbangan geraknya.

  • KEMAMPUAN

    Penguasaan terhadap suatu hal yang merupakan ciri khas seseorang yang dimiliki dan didapat secara dan dalam kealamiahannya masing - masing, haruslah terus digali dan dikembangkan serta dipergunakan secara positif demi kepentingan kebaikan yang semakin luas semakin baik. Dalam hal ini yang namanya kemampuan itu, normalnya memang akan selalu terasa kurang bagi semuanya, karena adanya kondisi persaingan yang semakin mengetat.

    Oleh karena itu jika bisa mengenal kemampuan diri maka secara lebih gampang pula kita dapat terus mengembangkannya sehingga mencapai suatu level yang relatif tinggi. Biasanya kemampuan seseorang itu berupa wawasan, pengetahuan, kepandaian dan keahlian, yang merupakan hasil dari perpaduan antara intelegensi dan emosi melalui proses belajar (baik sekolah maupun otodidak) serta pengalaman-pengalaman sepanjang hidupnya.

    Dari sini, maka kita dapat disimpulkan bahwa "belajar" dan "berlatih" adalah dua hal pokok yang sangat berperan dalam usaha meningkatkan kemampuan diri.

  • KETIDAKMAMPUAN DAN KETERBATASAN

    Diluar kemampuan yang ada, maka adalah hal yang alami pula bahwa setiap insan didunia ini selalu diliputi juga oleh ketidakmampuan dan keterbatasan (sengaja penulis tidak menggunakan kata "kelemahan" untuk memberikan nuansa optimisme).

    Adapun merupakan hal yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses pengenalan diri kita masing-masing untuk justru lebih mengenal ketidakmampuan dan keterbatasan yang ada dengan motif untuk memperbaiki dan merubahnya sebisa mungkin sehingga menjadi faktor yang bahkan dapat diandalkan. Dalam masalah ini memang kemauan dan usaha keras secara konsisten mutlak diperlukan , karena biasanya untuk dapat bisa "mengakui" bahwa kita mempunyai ketidakmampuan dan keterbatasan saja sudah sangat sulit (karena harus melawan ego dan kesombongan kita) apalagi untuk merubahnya.

    Modal dasar utama yang diperlukan untuk mengatasi hal ini adalah kejujuran dan keterbukaan. Akan tetapi dilain sisi, jangan pula kita sampai terjerumus dan terseret arus pola berpikir pesimis yang akhirnya justru membesar-besarkan faktor ketidakmampuan dan keterbatasan yang ada menjadi senjata dan alasan untuk meng "cover" semua hal dalam kehidupan ini yang memang sulit dan berat bagi siapapun.

  • LATAR BELAKANG

    Latar belakang bisa dianggap sebagai akar dari semua perkembangan yang timbul dan ada sekarang ini bagi siapapun juga. Walau kita pada akhirnya memang tidak perlu mempermasalahkan tapi bisa memahami latar belakang dari diri kita sedikit banyak dapat berguna untuk mengetahui siapa dan bagaimana diri kita yang sesungguhnya.

    Oleh karena itu pula dalam metode-metode pengembangan kepribadian yang paling modern sekalipun, pemanfaatan latar belakang diri seseorang sebagai alat refleksi diri untuk membangkitkan pemicu semangat kearah yang lebih efektif masih sangat ampuh dan bermanfaat. Didalam hal ini kita sebagai seorang insan Tao modern yang proaktif tentunya diharapkan juga dapat memahami dan menyadari hal tersebut, sehingga dapat memandang diri sekarang ini secara komprehensif sebagai suatu hasil dari proses-proses terdahulu yang berkesinambungan untuk dijadikan landasan kearah depan yang lebih baik dan semakin baik.

SIAPAKAH AKU DAN AKU APAKAH AKU YANG SEJATI...........

Rabu, 05 Mei 2010

ARTI SEBUAH SAHABAT SEJATI

24 Maret 2010 jam 12:59

Allah memang selalu adil terhadap semua umat-umatnya.Dulu aku tak percaya dengan petuah itu.Aku selalu menganggap Allah tak pernah adil padaku.tapi sahabatku telah menyadarkan aku bahwa Allah sebenarnya Maha seadil-adilnya.
Sahabatku Renata.ya…sahabat sejatiku.Sahabat sejati karena dia akan selalu ada ketika aku sedih ataupun senang.Anaknya selalu terlihat ceria dan mudah bergaul dengan siapapun.Ketika aku sedih,dia selalu menghiburku dengan banyolanya yang cukup membuat perutku kram karena ulahnya yang lucu.Tapi kadang dia bisa jadi anak yang sangat dewasa.
Aku memang dilahirkan dari keluarga yang serba kecukupan.Namun semua yang serba kecukupan itu tak membuatku bahagia.Justru hal itulah yang membuatku merasa jauh dari orang tuaku.Merka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka.jarang sekali kami menghabiskan waktu bersama bahkan untuk bertatapan muka saja sangat jarang.Di tambah lagi karena perberbedaan pendapat Ayah dan Ibupun tak jarang bertengkar menuruti ego masing-masing.
“ Aku ngerasa bosen banget Ren.orang tuaku terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka.dan satu lagi yang membuatku ngerasa gak betah,mereka sekarang sering sekali bertengkar menuruti ego masing-masing.terlalu banyak masalah yang timbul Ren.bahkan masalah sepelepun bisa jadi besar.” curhatku ketika kami pulang sekolah.
“ Jangan terlalu difikirkan Tan.memang dalam berumah tangga itu tak selamanya berjalan mulus.kadang juga ada kerikil-kerikil kecil yang menghalangi.klo mulus terus nggak seru donk Tan.iya kan? ” jawabnya dengan lagak sok tau.
Jawaban seperti itulah yang sering terurai setiap aku mengeluhkan masalahku.Jawaban-jawaban yang agak nyeleneh tapi selalu menenangkan hati.Tapi sebenarnya dia itu sangat dewasa.Menurutku malah lebih dewasa dari umurnya sekarang.Karena dia baru kelas 2 SMA,itu luar biasa bagiku karena aku sendiri yang seumuranya kadang berfikiran seperti anak-anak.Namun kedewasaan itulah yang membuatku kagum.Tak pernah sedikitpun aku mendengar dia mengeluh soal masalahnya.Sangat berbeda denganku yang selalu mengeluhkan masalahku.Sering aku berfikir kenapa aku tak bisa seperti dia,padahal usia kami sepantaran.
Setelah selang 2 minggu berikutnya keadaan keluargaku tak kunjung membaik.Bahkan aku sempat cerita pada Renata tentang rencanaku untuk kabur dari rumah.Renata sangat tidak setuju dengan rencanaku ini.Dia mengatakan bahwa Tak Seberapa Perbuatanmu Sekarang tapi Tak Terbayangkan Penyesalanmu di Kemudian Hari.Dan ketika emosiku memuncak dari situlah aku tau betapa aku beruntung memiliki sahabat seperti Renata.
“ Kenapa Allah tak pernah adil padaku,Ren?!!kenapa kehidupanku tak semulus kehidupan-kehidupan orang lain!hidupku berkecukupan tapi kenapa hanya untuk merasakan kebahagiaan sedikit saja sangat susah?!!keluargaku sebentar lagi akan berantakan!!!Ayah dan Ibuku memutuskan untuk bercerai Ren!dan disaat itu pula kekasihku sendiri Ren!!kekasihku sendiri yang kuanggap sebagai sandaran bagiku ketika aku rapuh!sekarang pergi meninggalkan aku Ren!!aku sendiri Ren!!aku sendiri….” kataku pada Renata ketika aku menumpahkan semua kekesalanku.
“ Kamu nggak sendiri Tania.aku ada disini.aku ada untuk kamu.Aku sahabatmu ada untukmu.dan pecayalah keadaan ini akan membaik.semua masalah akan selesai.terlalu dini untuk menyerah,Tan.Dan satu lagi Allah Maha Adil,Tan.Allah Maha Adil terhadap semua umat-Nya tanpa terkecuali.”
“ Kamu bisa bicara seperti itu karena kamu tak pernah merasakan apa yang sedang aku rasakan.kamu tidak tau,Ren!! ”
“ Memang aku tidak tau.tapi menurutku masalahmu sekarang tidak sebanding dengan masalah yang pernah aku alami.”
“ Masalah apa?!masalah apa yang pernah kamu alami? ” kataku penuh tanya.
” Suatu saat kamu akan tau.kamu seharusnya bersyukur Tania.kamu masih mempunyai keluarga yang utuh.Ayah dan Ibumu masih mendampingi kamu.ya...walaupun saat ini sedang ada masalah.tapi aku yakin keadaan ini akan segera membaik.”
” Tapi mereka akan berpisah,Ren...”
” Jangan putus asa untuk mencoba mendamaikan mereka,aku yakin seemosi-emosinya mereka tapi mereka pasti mau mendengar kata-kata anaknya.kamu tau kan dalam sebuah usaha pasti ada jalan.dan kamu belum mencobanya bukan? ” kata Renata menyakinkan aku.
Aku hanya termangu mendengar kata-katanya.Benar kata Renata aku harus berusaha untuk mempertahankan keluargaku.
Dan benar saja,tak lama dari percakapanku dengan Renata waktu itu keluargaku kembali normal dan aku sangat bersyukur.Ayah da Ibuku akhirnya mau mendengarkan kata-kataku.Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku tersiksa dengan semua keadaan ini,dan mereka mau mengerti.akhirnya mereka berdamai dan tidak jadi bercerai.Hal ini juga berkat sahabatku,Renata.
Namun selang satu minggu kemudian,berita mengejutkan itupun terdengar.Berita yang benar-benar sangat mengejutkan.Renata sahabat sejatiku pergi untuk selama-lamanya.Sempat aku tak pecaya dengan berita yang kudengar.Memang sudah 3 hari ini dia tidak masuk sekolah karena sakit.Bahkan aku sempat menjenguknya dirumah sakit ketika dia dirawat.Tapi Renata mengatakan bahwa dia hanya demam biasa.Dan bodohnya aku tak menyangka kalau dia sedang berbohong padaku.Ternyata dia telah mengidap gagal ginjal sejak dia berumur 10 tahun.
Setelah mendengar berita itu,aku langsung menuju rumah Renata.Sesampainya disana terlihat banyak wajah murung terbalut kesedihan.Disana-sini bergema bacaan ayat-ayat suci mengiringi kesedihan itu.
Kulihat Renata,sahabat yang selalu memahamiku,kini terbujur kaku tak berdaya.Aku mendekat kesisinya.Perlahan-lahan kubuka kain putih yang menutupi wajahnya.Tangiskupun tak terbendung lagi.Air mataku mengalir tak bisa kutahan lagi.kupeluk tubuhnya dan kucium pipinya.Dingin...tak sehangat dulu lagi.keceriaanya yang dulu selalu mewarnai wajahnya kini telah hilang.petuah-petuah yang dulupun tak terdengar lagi.
Namun walaupun tubuhnya terlihat kaku dan dingin.Tapi wajahnya tak menyiratkan penderitaan dan kesedihan apapun.Yang terlihat hanyalah kedamaian,dan aku baru melihat wajahnya sedamai ini ditidurnya yang panjang.
Aku terkejut ketika seseorang memegang pundakku.Ternyata Ibu Renata.Bu Ratih namanya.Wajahnya sayu dan kedua matanya lebam.Kesedihan mendalam terpancar dari rona wajahnya.Ibu Ratih membungkukkan badanya lalu duduk disampingku.
” Kamu pasti sangat terkejut nak mendengar berita ini? ” kata Ibu Renata memulai percakapan.
” Benar Bu.Saya sangat tidak menyangka kalau Renata begitu cepat meninggalkan kita.dan yang saya sesalkan,kenapa saya sebagai sahabatnya tidak tau kalau Renata mengidap gagal ginjal.” jawabku dengan nada bergetar.
” Ibu sendiri baru mengetahuinya 2 tahun yang lalu nak Tania.padahal dia sudah mengidap penyakit itu sejak dia berumur 10 tahun.coba bayangkan nak betapa bersalahnya Ibu baru mengetahuinya setelah penyakit itu bersarang ditubuhnya selama 8 tahun.Ibu merasa tidak berguna ketika di merasakan penderitaan ini.” suara Ibu Ratih yang mulai menangis lagi.
” Tenang Bu.Ibu jangan merasa terlalu bersalah.kenapa Ibu tidak berusaha mengobatinya dengan membawa kedokter ahli? ”
” Sudah berulang kali Ibu ingin membawanya berobat keluar negeri supaya bisa ditangani oleh dokter ahli,tetapi Renata selalu menolak.dia juga mengatakan agar tidak mengatakan penyakitnya terhadap siapapun.dia tidak ingin orang lain mencemaskan keadaannya.Ibu tidak bisa menolak permintaannya itu.Ibu tidak berdaya ketika melihat matanya itu.dan sekarang Ibu menyesal nak....” kali ini tangis Ibu Ratih memecah.
” Ibu...Ibu harus tegar.kalau Ibu seperti ini dan terus merasa bersalah pasti Renata sangat sedih melihatnya.semua ini bukan sepenuhnya kesalahan Ibu.bukannya ini kemauan Renata.Renata pasti tahu apa resiko yang akan dia hadapi kalau tidak mau berobat.dan aku yakin dia telah memikirkan semua ini.jadi sekarang Ibu harus merelakan kepergian Renata ya Bu.” kataku menenangkan Ibu Ratih.
” Ibu beruntung memiliki anak sepeti Renata.dia tidak pernah membuat Ibu sulit ataupun sedih.” cerita Ibu tentang Renata.
” Renata memang anak yang luar biasa.dia mampu membuat orang lain tertawa cerita,sementara dibelakang dia sangat rapuh.” kataku mengingat keceriaan Renata.
Setelah kepergian Renata,hampir setiap minggu aku berkunjung kerumahnya hanya untuk mengobati rasa rinduku terhadap sahabatku itu.Dari beberapa kunjungan itu aku baru tau jika kata-kata Renata dulu memang benar bahwa penderitaanya tak sebanding dengan penderitaanku.Ibu Ratih bercerita bahwa sebenarnya dia bukanlah Ibu kandung Renata.Ibu Ratih mengadopsi Renata dari Panti Asuhan ketika Renata berumur 7 tahun.Ibu kandung Renata pergi meninggalkan Renata di Panti Asuhan waktu Renata berumur 4 tahun.Ibu kandungnya mengatakan akan kembali untuk mengambil Renata.Namun harapan tinggalah harapan.Ibunya tidak kembali lagi dan menghilang entah kemana.
Ternyata penderitaan Renata lebih besar dibandingkan dengan masalah keluargaku.Aku jadi sadar arti pentingnya bersyukur atas semua hal yang diberikan Allah padaku.dan sekarang keluarga aku sudah rukun kembali,sekarang juga orang tuaku sudah bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.
Aku merasa bahagia sekarang dan Renata akan selalu jadi sahabat sejatiku,dulu,kini dan nanti.Sampai kapanpun dia adalah sahabat terbaikku.Akan selalu kuingat semua nasihatmu sahabat.Dan selamat jalan sahabat sejatiku...semoga kamu damai berada disisinya...Amien....

Pages

Banner